LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
Disusun Oleh :
1. FATIHATU RIZQIY (115080300111116)
2. HAMMAD MAHRUSI (115080300111118)
3. M. BRAHMANTIA BINTANG S. (115080300111074)
4. PANY RUDIANTO (115080300111144)
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMUKELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap sel yang hidup harus memasukkan materi yang diperlukan dan membuang sisa-sisa metabolismenya untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion tertentu. Pengaturan keluar masuknya materi dari dan menuju ke dalam sel sangat dipengaruhi oleh permeabilitas membran.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dari ion secara 2 arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO₂ dan O₂), dan molekul polar yang kecil (air). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar yang besar, ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk kedalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyabebkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Praktikum Fisika Dasar tentang Transpor Membran Sel adalah agar praktikan dapat memahami proses dari transpor membran sel dan mengetahui proses difusi dan osmosis pada ikan dan dapat mengetahui sifat darah ikan dan bagaimana mengamati sitoplasma yang terjadi pada darah ikan nila dan perubahannya dari menit ke menit.
Tujuan dari Praktikum Fisika Dasar tentang Transpor Membran Sel adalah untuk mengamati beberapa sifat sistem cairan ekstra dan intra seluler dimana salah satu kompartemen mengandung molekul yang dibatasi oleh suatu membran yang tidak permeabel terhadap bahan tersebut.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisika Dasar tentang Transpor Membran Sel dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 Oktober 2011, pukul 09.00 WIB -11.00 WIB.
Praktikum Fisika Dasar tentang Transpor Membran Sel dilaksanakan di laboratorium IIP (Ilmu-Ilmu Perairan), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Transpor Membran Sel, Difusi dan Osmosis
2.1.1 Transpor Membran Sel
Transpor aktif diperlukan adanya protein pembawa atau pengemban dan memerlukan energi metabolik yang tersimpan dalam bentuk ATP. Selama transpor aktif, molekul diangkat melalui gradien konsentrasi (Crayonpedia, 2008).
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spentar, Difusi dan Osmosis merupakan contoh dari transpor pasif (Rosadi, 2010).
2.1.2 Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi dibedakan menjadi dua yaitu sederhana dan difusi difasilitasi. Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah dan bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak, sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung (Crayonpedia, 2008).
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran bberlangsung melalui 3 mekanisme, yaitu difusi sederhana, difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein, dan difusi difasilitasi (Auriliaaurita, 2008).
(Google Image, 2011)
2.1.3 Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya rendah menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi melalui membran selektif permeabel dan semi permeabel (Auriliaaurita, 2008).
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis)(Rosadi, 2010).
(Google Image, 2011)
2.2 Hubungan Konsentrasi dengan Difusi dan Osmosis
Laju reaksi antara lain tergantung suatu suhu dan densitas (kepadatan medium). Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil (Rioardi, 2009).
Dalam proses osmosis terdapat tekanan osmosis yang merupakan tekanan hidrostatik yang terdapat salam suatu larutan akan keseimbangan osmotik, tekanan yang diberikan yang diberikan pada suatu larutan akan meningkat dan juga meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan. Tekanan yang disebut potensial tekanan disebut juga tekanan turgor (Mathews, 1949).
2.3 Mekanisme Difusi dan Osmosis
Molekul – molekul zat terlarut bergerak keliling dalam zat terlarut secara acak, hampir seperti seperti molekul – molekul suatu gas. Karena gerak itu, zat terlarut mengubah dirinya seragam dalam zat pelarut, persis seperti gas mengisi volume yang tersedia untuknya. Lebih lanjut ketika volume pelarut dinaikkan, molekul – molekul zat terlarut akan mengembang kedalam volume baru, persis seperti gas mengembang untuk memenuhi pertambahan dalam volumenya (Cromer, 1994).
Pada saat yang sama waktu molekul – molekul itu berdifusi, molekul –molekul airnya juga mengalami difusi. Mula-mula ada suatu terusi dalam konsentrasi tinggi dan air dalam konsentrasi rendah. Setelah larutan tadi sama sekali merata, benturan dan pentalan terus – menerus terjadi, tetapi untuk setiap molekul yang bergerak dari kanan ke kiri atau sebaliiknya. Dengan demikian gerakan antara molekul tetap ada tetapi tanpa membawa perubahan secara menyeluruh, sebab itu tidak ada algi difusi (Rioardi, 2009).
2.4 Sifat Darah Ikan
Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama yaitu plasma dan sel. Sel terdiri atas sel – sel diskret ysng memiliki bentuk khusus dan fungsi yang berbeda, sedangkan komponen dari plasma darah,fibrinogen, juga terdapat ion-ion organik untuk fungsi metabolik, fungsi dari kedua komponen tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadang bergabung (Komarudin, 2009).
Darah merupakan salah satu komponen transport yang sangat vital keberadaannya. Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami suatu organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darahn juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi keseahtannya (Aria, 2008).
2.5 Klasifikasi Ikan Nila
Menurut Linneaus (1758), klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut :
Kerajaan | Animalia |
Filum | Chordata |
Kelas | Actinopterygii |
Ordo | Perciformes |
Famili | Chiclidae |
Genus | Oreochromis |
Spesies | Oreochromis niloticus |
(Google Image, 2011)
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan Fungsi
Adapun alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Fisika Dasar tentang Transpor Membran Sel adalah :
Ø Mikroskop : Untuk mengamati sel darah ikan
Ø Objek glass : Untuk meletakkan objek yang akan
diamati
Ø Gelas ukur 50 ml : Untuk menentukan aquades yang
dibutuhkan
Ø Pipet tetes : Untuk mengambil larutan
Ø Nampan : Sebagai wadah peralatan
Ø Sectio set : Sebagai alat bedah ikan
Ø Beaker glass 100 ml : Sebagai wadah larutan sementara
Ø Washing bottle : Sebagai tempat aquades
Ø Jaring : Untuk mengambil ikan dari
aquarium.
Ø Spatula : Untuk menghomogenkan larutan
Ø Cover glass : Untuk menutup objek glass
3.1.2 Bahan dan Fungsi
Adapun alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Fisika Dasar tentang Transpor Membran Sel adalah :
Ø Ikan nila : Sebagai objek yang diamati
Ø Lap basah : Untuk mengkondisikan ikan agar tidak stres
Ø Aquades : Sebagai indikator pembanding dan pelarut NaCl
Ø Larutan NaCl 0,3 ml : Sebagai indikator pembanding
Ø Larutan NaCl 0,5 ml : Sebagai indikator pembanding
Ø Tissue : Untuk membersihkan alat
Ø Kertas label : Untuk memberi keterangan pada beaker
Glass
3.2 Skema Kerja
Skema Kerja Ikan
Disiapkan alat dan bahan |
Disiapkan ikan nila |
Diambil dan ditutup dengan lap basah diatas nampan |
Dibersihkan sisik bagian bawah |
Dibedah ikan di bagian peertemuan antara linia lateralis yang tegak lurus dengan pangkal sirip caudal dengan sectio set |
Diambil darah ikan nila |
Diletakkan darah ikan nila pada objek glass, ditetsi 1-3 tetes larutan NaCl 0,3 M, 0,5 M, dan aquades |
Ditutup dengan cover glass dengan sudut 450 |
Diamati dengan mikroskop |
Diamati |
Hasil |
Mekanisme Penimbangan
Dicolokkan colokan ke stop kontak |
Dimasukkan kertas alas ke dalam timbengan |
Dipencet tombol “TARE” hingga timbangan menunjukkan angka nol |
Dimsukkan NaCl kristal sesuai ukuran yaitu 0,4 gr dan 0,7 gr |
Ditutup kaca timbangan |
Hasil |
Pembuatan Larutan NaCl 0,3 M dan 0,5 M
dihitung massa NaCl kristal yang diperlukan yaitu 0,4 gr dan 0,7 gr |
Diambil NaCl dengan sendok tanduk |
Ditimbang dengan timbangan digital |
Disiapkan aquades 23 ml dan dimasukkan ke beaker glass |
Dimasukkan NaCl kristal ke beaker glass |
Diaduk menggunakan spatula hingga homogen |
Diberi label pada masing-masing beaker glass agar tidak tertukar |
Hasil |
4. PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan pada dalam Praktikum Fisika Dasar tentang Transpor Membran Sel adalah :
a. Larutan Aquades
Waktu | Gambar | Keterangan |
1 menit | | Bentuk membran kecil |
5 menit | | Bentuk membran sal semakin membesar |
10 menit | | Bentuk membran sek semakin membesar dan membran plasma pecah |
b. Larutan NaCl 0,3 M
Waktu | Gambar | Keterangan | |||
1 menit | | Bentuk membran sel masih besar | |||
5 menit | | Bentuk membran sel mulai mengecil | |||
10 menit | | Bentuk membran sel sangat kecil dan terkrenasi |
c. Larutan NaCl 0,5 ml
Waktu | Gambar | Keterangan |
1 menit | | Bentuk membran sel masih besar |
5 menit | | Bentuk membran sel semakin mengecil |
10 menit | | Bentuk membran sel sangat kecil dan mengalami krenasi |
Tingkat kepekatan suatu larutan dapat mempengaruhi dari konsentrasi suatu larutan misal pada larutan NaCl karena terlalu pekat maka darah yang ada dalam preparat mengecil, pristiwa tersebut dinamakan OSMOSIS.
4.2 Analisa Prosedur
Dalam Praktikum Fisika Dasar tentang Transpor Membran Sel langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan kemudian dihitung massa NaCl untuk membuat larutan NaCl 0,3 M dan 0,5 M. Setelah dihitung, kemudian ditimbang massa NaCl dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 10⁻⁴. Setelah selesai disiapkan aquades 25 ml pada 3 buah beaker glass, beaker glass berfungsi sebagai tempat larutan sementara. Setelah itu diambil ikan nila dari aquarium dengan jaring, kemudian diletakkan diatas baki dan dibalut dengan lap basah agar ikan tidak stres. Kemudian ikan dibedah menggunakan sectio set, bagian yang dibedah adalah bagian linea literalis yang melewati anus dan pangkal caudal. Setelah itu diambil darah ikan dan diletakkan di objek glass, objek glass berfungsi sebagai tempat darah ikan yang diteliti. Setelah itu darah ikan ditetesi dengan larutan NaCl 0,3 M, 0,5 M, dan aquades. Kemudian amati dengan mikroskop dengan perbesaran 40 x. Kemudian diamati dengan selang waktu 1 menit, 5 menit, dan 10 menit, kemudian catat hasilnya.
• NaCl 0,3 M • NaCl 0,5 M
M = M =
0,3 = 0,5 =
17,5 = 40 . gr 29,25 = 40 . gr
Gr = Gr =
= 0,4375 gr = 0,73 gr
4.3 Analisa Hasil
Pada percobaan sel darah merah ikan nila dengan larutan garam 0,3 M diperoleh hasil yaitu pada menit ke-1 sel darah merah ikan keadaannya mesih normal, kemudian pada menit ke-5 sel darah merah pada ikan mulai mengerut dan konsentrasi larutan menurun karena cairan sel darah merah mengalir keluar sehingga sel darah merah mengkerut atau mengalami krenasi. Pada menit ke-10 sel darah merah ikan lebih mengkerut lagi karena cairan pada sel darah merah yang memiliki konsentrasi rendah keluar menuju larutan garam yang memiliki konsentrasi tinggi. Prestiwa itu dinamakan osmosis.
Pada percobaan sel darah merah ikan nila dengan larutan garam 0,5 M diperoleh hasil sama yaitu pada menit ke-1 sel darah merah ikan keadaannya mesih normal, kemudian pada menit ke-5 sel darah merah pada ikan mulai mengerut dan konsentrasi larutan menurun karena cairan sel darah merah mengalir keluar sehingga sel darah merah mengkerut atau mengalami krenasi. Pada menit ke-10 sel darah merah ikan lebih mengkerut lagi karena cairan pada sel darah merah yang memiliki konsentrasi rendah keluar menuju larutan garam yang memiliki konsentrasi tinggi. Prestiwa itu dinamakan osmosis.
Pada percobaan sel darah merah ikan nila dengan larutan aquades diperoleh hasil yaitu ke-1 sel darah merah ikan keadaannya masih normal. Kemudian pada menit ke-5 sel darah merah ikan mulai mengembang dan mengalami hemolisis. Pada menit ke-10 sel darah merah lebih mengembang lagi karena aquades yang memiliki konsentrasi lebih rendah masuk menuju sel darah merah tang memiliki konsentrasi tinggi. Pristiwa ini dinamakan osmosis.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum Fisika Dasar tentang Transpor Membran Sel dapat disimpulkan :
Ø Membran sel adalah tempat terjadinya proses metabolisme tubuh.
Ø Osmosis adalah pergerakan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Ø Difusi adalah pergerakan molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Ø Pada larutan aqudes bentuk membran sel semakin membesar dari bentuk semula.
Ø Pada larutan NaCl 0,3 M bentuk sel semakin kecil dari bentuk semula.
Ø Pada larutan NaCl 0,5 M bentuk membran sel semakin kecil melebihi larutan NaCl 0,3 M.
5.2 Saran
Pada Praktikum Fisika Dasar tentang Transpor Membran Sel, asisten praktikum dapat menerangkan dengan jelas petunjuk dan cara praktikum agar praktikan dapat menjalani praktikum dengan lancar serta mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan setelah praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2011 pukul 21.00 WIB
Auriliaaurita. 2008. Mekanisme Difusi dan Osmosis dalam Sel. http://kireidewi.blog.frienster.com
Diakses pada tanggal 11 oktober 2011 pukul 21.00 WIB
Crayonpedia. 2008. Transpor Melalui Membran Sel. http://crayonpedia.org/mu/6.Transpor-Melalu-Membran-Sel-11.1
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2011 pukul 20.00 WIB
Cromer, Alan H. 1994. Fisika Untuk Ilmu-Ilmu Hayati Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Google. Images. 2011. http://google.co.id/images
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2011 pukul 20.00 WIB
Komarudin, Agus Nurul. 2009. Jantung Pada Ikan Serta Fungsi dan Komposisi Darah. Semarang: Universitas Diponogoro
Linneaus. 1758. Anatomi dan Fisiologi Ikan Nila Hitam. http://argamakmur.wordpress.com/taksonomi-ikan/
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2011 pukul 21.00 WIB
Mathews, Gary G. 1949. Cellular Phsycology Of Nerve and Mucle. 350 mainstreet: USA
Rioardi. 2009. Air Dalam Tumbuhan. http://rioardi.wordpress.com/2009/01/21/
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2011 pukul 20.00 WIB
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2011 pukul 21.00 WIB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum ohm ditemukanoleh seorang ilmuan yang bernama George S Ohm. Dalam hukum ohm terdapat hambatan ( R ) kuat arus ( I ) dan tegangan ( V ). Hukum ohm menentukan tahanan suatu penghantar, kuat arus dan tahanan listrik dalam suatu penghantar.
Dalam hukum ohm terdapat dua rangkaian, dimana rangkaian itu dalah rangkaian seri dan rangkaian parallel. Rangkaian parallel disususn secara bercabang dan rangkaian seri disusun secara sejajar.
Berdasarkan hukum ohm, tahanan suatu penghantar dapat didefinisikan sebagai perbandingan dariperbedaan tegangan antara kutub – kutub penghantaar tersebut dengan arus yang melaluinya.
1.2 Maksud danTujuan
Maksud diadakannya praktikum fisika dasar tentang hukum ohm ini adalah untuk menentukan tahanan suatu penghantar dan kuat arus listrik dalam suatu rangkaian hukum ohm.
Sedangkan tujuan diadakannya praktikum fisika dasar tentang hukum ohm ini yaitu supaya praktikan dapat menentukan tahanan suatu penghantar dan kuat arus sertahambatan listrik dalam suatu rangkaian dengan menggunakan prinsip hukum ohm.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisika Dasar tentang Hukum Ohm dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 21November 2011, pukul 09.00 WIB -11.00 WIB.
Praktikum Fisika Dasar tentang Hukum Ohm dilaksanakan di laboratorium IIP (Ilmu-Ilmu Perairan), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hukum Ohm
Suatu kawat yang penampangnya homogen dialiri oleh arus listrik, kecepatan rata-rata pembawa muatan konstan, dan besarnya sebanding dengan kuat medan listrik, akibatnya rapat arus sebanding dengan kuat medan pula, pernyataan tersebut dinamakan dengan hukum ohm (Sumarjono,2004).
Konstanta R adalah tetapan konstanta yang diberikan untuk kuat arus, hal ini disebut dengan resistensi. Satuan dari resistensi ini adalah ohm. Aliran listrik akan berkurang jika terjadi beda potensial (Rizaldy,2011).
2.2 Hukum Kirchoff
2.2.1 Hukum Kirchoff I
Hukum pertama kirchoff berbunyi atau menerangkan bahwa arus total yang masuk setiap untai adalah sama dengan arus total yang meninggalkan titik tersebut. Ini adalah konsekuensi dari kenyataan bahwa tidak ada muatan yang berkumpul pada suatu titik (Cormer,2006).
Dalam pengertian hukum kirchoff I mengatakan bahwa jumlah dari semua arus yang menuju kesebuah simpul harus sama dengan jumlah dari semua arus yang meninggalkan simpul tersebut (Bueche,2006).
2.2.2 Hukum Kirchoff II
Hukum kirchoff II dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup. Dalam rangkaian tertutup jumlah dari aljabar GGL( e ) dan jumlah penurunan sama dengan nol (Wahib,009).
Beda potensial antara sembarang dua titik dalam suatu lantai adalh sama melalui sembarang lintasan tertutup dalam suatu rangkaian. Jumlah aljabar dari perubahan potensial yang dialami adalah nol. Dalam penjumlahan ini kenaikkan potensial adalah negative (Bueche,2006).
2.3 Rangkaian Seri
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik, yang dihubungkan ke suatu daya lewat suatu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam suatu rangkaian (Dona,2008).
Dalam rangkaian seri hanya terdapat satu harga kuat arus listrik, sedangkan pada setiap hambatan yang diseri terdapat pembagian tegangan listrik, yang besarnya tergantung pada nilai hambatannya.Pada hambatan yang nilainya besar terdapat beda potensial yang besar, sedangkan pada hambatan yang bernilai kecil terdapat beda potensial yang kecil pula (Sumarjono,2004).
2.4 Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel adalah merupakan beberapa resistor yang dihubungkan secara parallel antara dua simpul, jika suatu ujung dari resistor-resistor dihubungkan ke salah satu simpul dan ujung lain dari setiap resistor dihubungkan dengan simpul lainnya (Bueche,2006).
Dalam rangkaian paralel terdapat pembagian kuat arus listrik pada setiap hambatan yang besarnya tergantung nilai hambatan. Bagi hambatan listrik yang nilainya besar maka arus listrik yang mengalir kecil, dan sebaliknya pada hambatan listrik kecil mengalir arus yang besar (Sumarjono,2004).
2.5 Manfaat di Bidang Perikanan
Dalam bidang prikanan hukum ohm berfungsi untuk mempelajari tentang kelestarian di pendidikan akademik perikanan yang sering digunakan untuk fasilitas simulator elektronik dalam pelayaran tentang listrik, sedangkan di APSorong sebagai simulasi control motor listrik (Imam,2009).
Manfaat hukum ohm dibidang perikanan adalah sebagai pengawas atau sebagai simulasi control kapal motor listrik DC dan sebagai simulasi rangkaian (Andrea,2008).
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Fungsi
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum fisika dasar tentang hukum ohm ini adalah :
Ø Power Supply : Sebagai sumber energi yang merubah arus AC ke DC
Ø Resistor : Untuk menghambat arus listrik yang mengalir pada rangkaian
Ø Ampermeter : Untuk mengukur besarnya kuat arus yang mengalir
Ø Voltmeter : Untuk mengukur tegangan listrik
Ø Bola lampu : Sebagai indicator adanya arus listrik yang mengalir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar